Sebuah Studi Baru Mengungkapkan Benua Pertama Yang Muncul di Bumi Yaitu Kraton
Jakarta - Sebuah studi baru mengungkapkan jika benua-benua pertama di Bumi, yang dikenal sebagai kraton, muncul di lautan antara 3,3 miliar dan 3,2 miliar tahun yang lalu.
Temuan ini memberikan persepsi baru karena
sebelumnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kemunculan kraton
dalam skala besar terjadi sekitar 2,5 miliar tahun yang lalu. Hal ini
terungkap setelah para peneliti menemukan batuan sedimen yang berasal
dari age tersebut.
Batuan yang berasal dari pecahan batuan lain yang telah mengalami erosi
dan pelapukan semacam ini, hanya bisa terbentuk begitu daratan menembus
permukaan lautan awal Bumi.
Melansir Live Science, Rabu (10/11/2021); untuk studi baru ini, para
peneliti melakukan perjalanan ke Singhbhum Craton (Kraton Singhbhum)
yang terletak di India timur. Tim peneliti kemudian mengekstrak butiran
kecil mineral yang dikenal sebagai zirkon dari sedimen Singhbhum.
Dengan menembakkan laser kepada zirkon, para peneliti kemudian mengukur jumlah relatif elemen yang dilepaskan dan dapat memperkirakan usia bebatuan. Analisis sedimen menunjukkan benua stabil pertama mulai muncul di atas permukaan laut antara 3,3 hingga 3,2 miliar tahun yang lalu.
Namun, apa yang mendorong kemunculannya? Tim peneliti pun mengambil
sampel batuan beku yang terbentuk melalui kristalisasi magma panas.
Batuan ini terletak tepat di bawah batuan sedimen kraton dan membentuk
semacam ruang bawah tanah untuk kraton.
Setelah itu, para peneliti mengkodekan informasi tekanan dan suhu ketika
sampel batuan pertama kali terbentuk. Dengan mempertimbangkan komposisi
kimia itu, tim kemudian membangun pemodelan untuk menciptakan kembali
kondisi yang membentuk dan mendorong bebatuan ke permukaan air.
Pemodelan menunjukkan bahwa sekitar 3,3 hingga 3,2 miliar tahun yang
lalu, gumpalan panas magma di bawah kerak menyebabkan bagian-bagian
kraton menebal dan diperkaya dengan bahan ringan seperti silica dan
kuarsa.
Proses tersebut meninggalkan kraton yang secara fisik tebal,
tetapi ringan secara kimiawi dibandingkan dengan batuan yang lebih padat
di sekitarnya. Dengan demikian, menurut Priyadarshi Chowdhury penulis
utama studi dari Monash University, itu dapat mengangkat massa tanah ke
atas dan pada akhirnya muncul ke permukaan air.
Meski begitu, tetap ada pertanyaan besar yang belum terjawab, tepatnya
berapa banyak daratan yang tersingkap pada satu waktu dan berapa lama
daratan ini tetap berada di atas air. Itu masih menjadi misteri.
Akan tetapi, Chowdhury mencatat jika memang benua itu kembali tenggelam
setelah sempat muncul di atas air, daratan ini akan memicu perubahan
signifikan di permukaan.
Perubahan ini, misalnya kemunculan pertama
daratan di Bumi akan memulai proses seperti pelapukan dan erosi, yang
kemudian membawa unsur-unsur seperti fosfor ke laut dan menyediakan
bahan utama bagi bentuk kehidupan pertama earth ini, yakni cyanobacteria
atau ganggang biru-hijau.
Cyanobacteria ini yang kemudian mengisi lautan dan, melalui fotosintesis, memasukkan oksigen ke atmosfer. Sebelum oksigen menjadi komponen utama atmosfer bumi, sekitar 2,45
miliar tahun lalu; ada bukti yang menunjukkan bahwa kepulan oksigen
bermunculan di Bumi.
Kepulan itu mungkin terkait dengan kemunculan
pertama kraton, di mana ganggang muncul di dekat daratan dan
meningkatkan kadar oksigen dalam skala lokal.
Pada saat yang sama, pelapukan bahan seperti silika di darat, akan
menarik karbon dioksida dari atmosfer dan mendinginkan planet ini dalam
skala local. Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Procedures of the
National Academy of Sciences.
Komentar
Posting Komentar