China Membuat Fasilitas Rudal Hipersonik Untuk Meluncurkan Roket Berkecepatan 23.000 mph
Jakarta - China
telah mengeluarkan ancaman terbarunya ke Barat dengan meluncurkan
teknologi mutakhir yang mampu mensimulasikan 30 kali kecepatan suara.
Teknologi ini dapat dikembangkan untuk membuat persenjataan rudal China
jauh di atas AS.
Dilansir dari Express.co.uk, Selasa (24/8/2021), fasilitas terowongan
angin paling kuat di dunia ini dibangun China dengan kemampuan mencapai
kecepatan 23.000 mph. Fasilitas JF-22 yang inovatif di distrik Huairou Beijing menempatkan
China beberapa dekade di depan persaingan di bidang penelitian teknologi
hipersonik. Menurut Han Guilai, seorang peneliti di Akademi Ilmu
Pengetahuan China, fasilitas tersebut memberi China keunggulan 20 hingga
30 tahun di Barat.
AS dan Rusia saat ini berada di tengah-tengah perlombaan untuk
mengembangkan rudal hipersonik yang mampu mengerahkan hulu ledak dengan
presisi yang tepat. Senjata pemusnah massal yang menghancurkan ini akan
terbang ke luar angkasa dengan kecepatan berkali-kali kecepatan suara
sebelum menghujani target mereka.
China telah bergabung dalam perlombaan dengan fasilitas terowongan angin
terbarunya, mengembangkan kemampuan untuk menguji pesawat hipersonik.
Menurut laporan di South China Morning Post, fasilitas tersebut dapat
menghasilkan kecepatan angin hingga Mach 30 atau 30 kali kecepatan
suara. Sebagai perbandingan, pesawat Concorde hanya mencapai kecepatan
sekitar Mach 2 atau 1.350 mph dalam penerbangan trans atlantik dari
London ke New york city.
Terowongan angin Cina menggunakan ledakan kimia untuk menghasilkan
aliran angin berkecepatan tinggi, bukan kompresor mekanis. Aliran itu
akan menghasilkan gelombang kejut dan tekanan yang kuat yang sebanding
dengan rudal dan persenjataan berkecepatan tinggi lainnya.
Terowongan angin terbesar di dunia saat ini ada di Mountain View, The
Golden State. Namun, fasilitas itu tidak mampu mensimulasikan kecepatan
angin supersonik. Sebaliknya, fasilitas penelitian Amerika yang paling kuat ditemukan di
luar Buffalo, New York. Fasilitas ini dikenal sebagai Large Energy
National Shock passages (LENS) dan digunakan oleh NASA untuk menguji
desain roket dan pesawat ruang angkasa.
Menurut Profesor Han, fasilitas baru China memiliki output daya sekitar 15 gigawatt - sekitar 70 persen dari
bendungan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia, Bendungan
Tiga Ngarai di provinsi Sichuan.
Pejabat China mengklaim fasilitas baru itu tidak dimaksudkan untuk
menguji senjata. Sebaliknya, Jiang Zonglin, kepala proyek, mengatakan
kepada China Central Television bahwa terowongan angin JF-22 akan fokus
pada "sistem pesawat luar angkasa"negara itu.
Komentar
Posting Komentar